Di
dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, baik laki-laki maupun wanita pasti
mempunyai kekurangan. Di antara mereka ada yang berpostur tinggi, ada juga yang
pendek. Ada yang kurus, namun ada juga yang gemuk. Sebagian lagi ada yang
berkulit hitam, tetapi tidak sedikit pula yang berkulit putih. Akan tetapi,
semua itu tidak penting di hadapan Allah Swt. Hal yang membedakan derajatnya
manusia di sisi-Nya adalah tingkat ketakwaannya, sebagai mana firman-Nya
berikut:
“...Sesungguhnya,
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa di antara kamu...” (QS. Al-Hujuraat {49}: 13).
Dalam
sebuah hadits dari abu Hurairah, Rasulullah Saw juga bersabda:
“Sesungguhnya,
Allah Swt itu tidak melihat kalian dari rupa dan harta –harta kalian, namun Dia
melihat kalian dari hati-hati dan amal-amal kalian.” (HR. Muslim).
Meskipun demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa semua orang yang berumah tangga pasti ingin mendapatkan
pasangan yang sempurna. Namun, semua harapan itu tidak akan terwujud . Sebab
manusia tidak ada manusia yang diciptakan dengan sempurna; dalam diri seseorang
pasti terdapat kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Oleh karena itu, istri yang baik
hendaknya menutupi kekurangan suaminya, dan tidak menyebarkan kekurangan sang
suami kepada orang lain. Sebab, istri yang melakukan tindakan ini sama saja
dengan menyebarkan aibnya sendiri. Harus disadari meskipun suaminya memiliki
kekurangan, tentunya ia juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang
lain, baik itu berupa tingkah laku, bentuk fisik, ataupun cara menyayangi.
Kebanyakan istri yang mengetahui
tentang kekurangan suami, suka membandingkannya dengan laki-laki lain.
Misalnya, mereka membandingkan suami mereka dengan mantan pacar atau dengan
orang yang tidak disukai oleh suami mereka. Tidak hanya itu, terkadang ada
istri yang mencari kelemahan suaminya. Bila ia sudah menemukan kelemahan
suaminya , ia membesar-besarkan kelemahan tersebut dan membicarakannya secara
terus-menerus. Sehingga suami merasa tidak nyaman, bahkan sakit hati ketika
berada di dekat istrinya.
Rasulullah Saw mengingatkan agar
kita mencari kesalahan orang lain, sebagai mana sabdanya berikut:
“Tidak
ada yang lebih buruk dari pada manusia yang mencari kesalahan orang lain, dan
mengabaikan dirinya sendiri.” (HR. Muttafaqun’Alaih).
Prilaku tersebut bisa membuat suami
marah dan membenci istrinya. Hal ini dapat menimbulkan percekcokan yang
mengakibatkan buruknya keharmonisan rumah tangga. Bahkan ini juga dapat
mendorong suami untuk mencari wanita lain yang mau menerima kelemahan dan
kekurangan dirinya.
Seorang istri hendaknya menerima
dengan besar hati segala kekurangan suaminya tanpa membandingkan dengan orang
lain. Agar keharmonisan tetap terjaga, hendaknya istri tetap memberikan
dukungan kepada suaminya agar tidak minder dengan segala kekurangan yang
dimilikinya. Dan hal yang lebih penting adalah jangan sampai seorang istri
menyebarkan segala kukurangan maupun aib yang terdapat pada suaminya kepada
orang lain. Dengan cara ini, keutuhan rumah tangga kan tetap bisa terjaga.
Penulis:
Zulian al-Farizzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar