Meta Tag SEO Displaying Meta Tag SEO.

Membangkang Terhadap Suami

Membangkang Terhadap Suami


Dalam konteks ini, membangkang adalah sifat istri yang membantah atau menentang segala sesuatu, baik perkataan ataupun perbuatan dari suaminya. Saat ini, banyak istri yang suka menentang peraturan suaminya. Hal ini dilakukan istri karena ia merasa berkuasa dalam rumah tangganya. Bahkan, ia tidak lagi lagi memandang suaminya sebagai panutan dan pemimpin rumah tangga. Sikap semacam ini bisa merusak keharmonisan rumah tangga. Sebab, suami merasa tidak dihargai sebagai pemimpin rumah tangga. Sesungguhnya, Islam menganjurkan istri untuk menaati dan mempermalukan suaminya dengan baik.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah Saw. Lalu, wanita itu berkata, “Ya Rasulullah, aku adalah utusan para wanita, Allah Swt mewajibkan para laki-laki untuk melakukan jihad, sehingga mereka mendapat balasan jika mereka mati syahid, mereka juga dapat hidup di sisi-Nya dalam limpahan rezeki. Sedangkan, kami para wanita, mengurus mereka, lalu apa balasan kami?”
Mendengar perkataan itu, Rasulluah Saw bersabda, “Sampaikan kepada wanita yang kamu temui bahwa ketaatan seorang istri kepada suami dan memenuhi haknya, sama seperti jihad. Tetapi, sedikit sekali dari kalian yang melakukannya.” (HR. Bazzar dan Thabrani).
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang istri yang menaati suami, serta melayani dan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri, maka pahala yang didapatnya sama dengan yang didapat oleh laki-laki yang melakukan jihad di jalan Allah Swt. Demikian juga sebaliknya, istri yang suka menghina, membangkang, dan menghina suaminya hingga merasa sakit hati, akan mendapatkan dosa besar, meskipun ia rajin shalat dan tidak pernah tinggalkan puasa sunnah. Ia pun akan dimasukkan ke dalam neraka yang pertama kali pada hari akhir kelak.
Dalam beberapa aspek kehidupan, seorang laki-laki memang dikaruniai beberapa kelebihan dibandingkan kaum wanita. Itulah sebabnya laki-laki dijadikan pemimpin, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini dinyatakan oleh Allah Swt melalui firman-Nya berikut :
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) Atas sebagian yang lain (wanita). Dan, karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara  diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian, jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya, Allah maha tinggi lagi maha besar.” (QS. An-Nisaa’ {04} : 34).

Kepemimpinan seorang suami harus ditaati oleh istrinya. Hal ini sangat penting agar dalam rumah tangga tidak ada permasalahan yang bisa merusak atau menghancurkan atau merusak keharmonisan rumah tangga. Meskipun demikian, jika seorang suami memerintahkan istri untuk melakukan maksiat atau larangan yang diharamkan oleh Allah Swt, hendaknya istri tidak menaati perintah tersebut, dan berusaha mengingatkan suaminya bahwa hal itu salah dan tidak diridhai oleh Allah Swt. Misalnya, suami menyuruh mencuri, melarang istri untuk memakai jilbab saat keluar rumah, atau melarang istri untuk melakukan shalat lima waktu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top