Dalam
Islam, perkawinan disunnahkan, bahkan sangat dianjurkan. Ini tidak terlepas
dari fitrah manusia yang membutuhkan pasangan dan pendamping hidup, tak
terkecuali bagi laki-laki dan wanita. Tanpa adanya perkawinan keberlangsungan
hidup manusia di dunia tidak ada akan berlanjut, meskipun pada akhirnya
kehidupan manusia akan berkhir. Itulah sebabnya Allah Swt menciptakan pasangan
dari kaumnya sendiri. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sekaligus
membahagiakan manusia.
Selain itu, Islam memperintahkan
agar seorang suami mencari istri yang baik untuk menjaga keharmonisan rumah
tangganya. Demikian juga sebaliknya, istri harus mencari suami yang mampu
menjaga dan membimbing keluarganya dalam kebaikan. Terkait ini, Allah Swt berfirman:
“Dan,
di antara kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan, dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya , pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda –tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. ar-Rum [30]:21).
Dalam kehidupan kehidupan rumah
tangga istri memilii peran yang sangat penting. Istri adalah anggota keluarga
yang membantu pemimpin keluarga bersama suaminya.Terkait ini, dalam sebuah hadits,
Rasulullah Saw. Bersabda:
“Wanita
(istri) adalah penanggu jawab dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Karena begitu vitalnya peran seorang
istri dalm kehidupan rumah tangga, ia sering diganggu oleh setan untuk memperkeruh
jalinan perkawianan. Sebagaimana kita ketahui, setan merupakan gangguan paling
besar dalam rumah tangga. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Saw.
Berikut:
“Iblis
meletakkan singgasanaya di atas air. Kemudian, ia mengirim bala tentaranya
untuk menyesatkan manusia. Tentaranya yang paling dekat kedudukannya dengan
dirinya adalah paling besar fitnahnya terhadap manusia. Salah satu tentaranya
menghadap dan melapor kepadanya, ‘Aku sudahmenggoda si fulan sehingga ia
melakukan demikian dan demikian.’ Mendengar laporan itu, iblis
berkomentar,’Kalau Cuma seperti itu, berarti kamu belum melakuakan apa-apa.
Sebab, ia akan bertaubat.’ Setelah selang beberapa waktu, datang tentara
lainnya dan melapor.’Aku tidak meinggalkan si fulan hingga aku dapat memisahkan
dirinya dengan istrinya.’ Mendengar laporan itu, iblis langsung
memanggilnya untuk lebih dekat dan
berkata kepadanya,’Nah, kalau begitu berarti kamu sudah membuat prestasi
hebat.” (HR. Muslim).
Dari hadits tersebut sangat jelas
bahwa setan atau iblis akan memggangu istri denga berbagai cara. Bagi istri
yang memiliki perasaan mudah tersinggung, ini memeudahkan setan untuk
mempengaruhi dan memancing emosinya. Misalnya, saat ada perselisihan antara
istri dengan suami, setan ikut campur dengan tujuan mengobarkan emosi dan api
fitnah di antara mereka. Dengan begitu, akan terjadi pertengkaran sebagaimana
yang diinginkan setan.
Tidak hanya itu, setan juga
mengancam kerusakan rumah tangga dengan hawa nafsu manusia, terutama melalui
sang istri. Sebab, istri memiliki hawa nafsu yang besar dalam menjalankan roda
keharmonisan rumah tangga, terutama terkait dengan persoalan ekonomi dan
kebebasan. Sebagian istri ada sering yang membelanjakan harta suaminya dengan
boros atau tanpa izin sang suami.
Sikap-sikap istri yang seperti ini
menandakan bahwa ia lemah dengan ilmu agama. Ia tidak mengetahui tentang hak
suami dan kewajibannya sebagai istri yang baik. Sehingga, hal ini bisa
mempermudah setan merusak keharmonisan rumah tangga sekaligus merusak hati
istri dan mempengaruhinya dengan perbuatan tercela atau yang dilarang oleh
syariat Islam.
Penulis:
Zulian al-Farizzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar